Selasa, 12 Juni 2012

Apa itu Transgender ?



WHO mengklasifisikasikan fenomena transgender sebagai penyakit atau kelainan perilaku orang dewasa. Hal ini bisa dilihat dalam salah satu arsip WHO  http://apps.who.int/classifications/icd10/browse/2010/en#/F60-F69. Masalah transgender dimasukan dalam Gender Identity Disorders . Menilik persepsi tersebut kita bisa menggolongkan transgender sebagai salah satu penyakit kepribadian yang menyangkut urusan psikologis seseorang. Di mana para pengidapnya merasakan adanya disorientasi seksual yang membuatnya berbeda dengan orang kebanyakan. Transgender sendiri dibagi dalam dua kelompok yaitu transwoman dan transman.
Transwoman merupakan istilah untuk pria yang mengubah dirinya menjadi wanita. Lili Elbe (1882 – 1931) asal Denmark merupakan orang pertama yang melakukan operasi transgender pada 1930. Pria yang bernama asli Einar Wegener Mogens ini kemudian meninggal setahun setelah operasi karena adanya gangguan pada rahim yang ia tanam dalam tubuhnya. Sementara itu, transman merupakan kebalikannya. Laurence Michael Dillon merupakan wanita pertama yang melakukan operasi pembentukan alat kelamin pria. Lain halnya dengan Lili Elbe yang kurang beruntung dalam operasinya, Dillon behasil menanamkan hormon testosteron dalam tubuhnya yang dengan cepat membantu transformasi fisiknya.
Selain itu, transgender juga erat kaitannya dengan lesbianisme dan homoseksual, di mana secara umum mereka yang mengidap kelainan ini menyukai sesama jenis. Lesbianisme terutama sudah mulai ditemui pada abad pertengahan , banyak dikaitkan dengan gerakan feminisme. Namun, tidak semua kaum feminis setuju dengan stigma tersebut, sehingga mereka sering disebut lebih spesifik sebagai kaum feminisme radikal yang membenci kaum pria. Tidak hanya terbatas pada homoseksual dan lesbianisme, biseksual juga mulai muncul di saat seseorang merasa bahwa dirinya bisa tertarik pada sesama jenis maupun lawan jenis. Oleh karena itu, secara umum penyimpangan-penyimpangan seksual tersebut disebut sebagai LGBT (Lesbian , Gay, Bisexual,  and Transgender).
Keberadaan mereka memang cukup kontroversial bahkan tabu, tetapi fenomena saat ini menunjukkan bahwa kini orang tidak memiliki alasan kuat untuk menutup-nutupi penyimpangan atau kelainan seksual yang dirasakannya. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya orang yang dengan terang-terangan mengakui bahwa dirinya mengalami disorientasi seksual, bahkan banyak diantaranya yang merupakan public figure , seperti Lady Gaga, Rihanna, Adam Lambert, Ricky Martin, dan masih banyak lainnya. Mereka merasa tak ada gunanya menutupi fakta tersebut selain hanya menyiksa batin mereka untuk terus berpura-pura. Mereka mengaku merasa lebih lega jika semua orang tahu siapa mereka sebenarnya meskipun mereka adalah public figure yang hidupnya selalu dimonitor media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar